Tukang Bakso, hal itulah yang membuat ku menulis kata-kata ini.. di depan rumah sambil Browsing2 gak Jelas kadang buka FB dan sesekali Ngicau di Twiter. Lama ku berkonsentrasi dengan Laptop ini yang dari tadi tak kunjung selesai.. seketika melihat Tukang Bakso yang mangkal di depan rumah.. tepatnya di perempatan jalan... meski tempat ini desa semi kota dari tadi pembelinya ada aja.. bahkan ku pangling dengan orangnya.. yang selalu memakai topi ketika berjualan,,
Dengan Rp. 5000 anda bisa menikmati seporsi bakso+kembalian Rp. 1000 :D , awal nya dulu ku juga heran.. kug masih ada ya.. yang jual bakso dengan harga semurah itu.. padahal sekarang harga bahan baku untuk buat bakso mahal..belum beli tepung nya, daging buat campuran bakso, mi nya yang panjang, sawi nya dan pangsitnya .. 4000 ada pangsitnya lagi,, bikin ngiler tuh kalo tak ceritaiin bentuk baksonya,hehe
Penjual itu adalah tetanggaku, walaupun belum begitu kenal ku tahu siapa dia.. rumahnya, istrinya dan anaknya.. Yah orang seperti itu memang harus di apresiasi positif karena mampu me menej kehidupannya dengan menjual bakso serta menafkahi keluarganya.. jadi berfikir kalo besuk yang jadi Orang Dewasa diriku.. menghidupi keluarga dengan uang hasil kerja ku sendiri.. tanpa ada campur tangan orang tua maupun saudara.. Sulit dibayangkan jika belum melakoni sendiri rasanya.. Tapi tak mengapa semua memang harus dijalanai.. dijalani dengan Mimpi.. Karena Mimpi adalah Cara Berfikir Kita dan Cara Berfikir Kita menentukan Perilaku Kita. Perilaku untuk mewujudkan mimpi itu yang dicita-citakan tentunya.. Mimpi yang tinggi, yang Indah, yang Hanya untuk Kita dan hanya Kita & Allah saja yang tahu.. meski seperti itu.. Penjual Bakso itu pasti juga punya Mimpi,, kira-kira apa ya mimpinya dahulu?
Tulisannya acak-acakan y.. ^_^ ya Sudah makan dulu saja.. bukan Bakso tapi,, tapi makan Mimpi.. agar bertindak dari Pemimpi menjadi PemimpiN :)
